Berhayal, Menghitung dan Menulis


Secara kualitas bangsa yang besar adalah bangsa yang mempunyai fondasi didikan untuk menghayal dan untuk menghitung. Kemampuan untuk menghayal adalah kemampuan untuk bermimpi dalam tidur atau dalam bangun. Kemampuan berhayal adalah panduan untuk melihat masa depan. Masa lalu yang berada dibelakang dan masa sekarang adalah realitas yang tidak akan bisa diubah, cukup jadi pelajaran dan pemacu dalam menyusun imajinasi masa depan. Hayalan adalah mimpi itu sendiri, berani bermimpi berarti berani untuk berlari menyongsong mimpi.

Sedangkan kemampuan untuk menghitung adalah kemampuan untuk melogiskan dan menyederhanakan sesuatu hal. Percuma berhitung jika hasilnya tidak jelas. Ketika hasil tidak jelas alias tidak logis dan tidak sederhana, maka berhenti saja bermatematika! Berhitung sebagai upaya menjelaskan posisi takdir, bahwa "1 + 1 = 2". Hasil angka "2" merupakan bentuk logis dari pertambahan "1 + 1", tidak logis jika seandainya "1 + 1" menghasilkan angka "3". Berhitung berarti menyederhanakan karena terlalu susah menyebutkan "1 + 1", kenapa tidak disebutkan saja "2"? Selain menghemat energi kita, juga menghindari pemborosan kata. Berhitung menjadi semangat untuk melogiskan dan menyederhanakan hayalan, hingga mimpi dan imajinasi akan terwujud. InsyaAllah.

Dengan demikian, berhayal merupakan ayah dan menghitung merupakan ibu. 
Lalu siapa anaknya?

Mungkin pertanyaan ini merupakan pertanyaan lepas, dan akan ada jawaban yang berbeda antara satu orang dengan orang lain. Namun, bagi kami, anak dari berhayal dan menghitung adalah menulis. Menulis berarti berhayal dan kemudian berhitung. Seorang penulis akan mencetuskan hayalannya dalam tema-tema besar untuk kemudian menghitung kelogisan dan kesederhanaan hayalan tersebut dalam sebuah rangkaian kata menjadi sebuah kalimat, kalimat kemudian disulam menjadi sebuah paragraf. Kumpulan paragraf kemudian menggambarkan hayalan si penulis.

Secara kuantitas, maka kita sebagai Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar. Besar dari segi jumlah penduduknya, besar dari segi luas wilayahnya, besar lautannya yang mempunyai potensi sumber daya alam yang bisa menguntungkan. Besar juga Sumber Daya Alamnya yang berada di darat. Sebagai wilayah di muka Bumi ini yang dilalui sebagai "ring of fire", hal tersebut menjadikan Wilayah Indonesia sebagai "Neraka" sekaligus "Sorga". Neraka ketika terjadi bencana, Sorga ketika kita mempunyai banyak Sumber Daya Alam. 

Berdasarkan infografis dari sebuah sumber bacaan digambarkan bahwa Indonesia pada pertengahan abad ini akan masuk 5 Negara Besar di Dunia dari segi perekonomian. Indonesia berada dibawah China, India, Amerika dan Nigeria. Hal tersebut dipertimbangkan karena faktor banyaknya cadangan (sources) Sumber Daya Alam dan kemudian banyaknya Sumber Daya Manusia. Dengan demikian, jumlah kuantitas Sumber Daya Alam tersebut harus sejalan kualitas Sumber Daya Manusia

Penghitungkan infografis tersebut akan menjadi percuma, jika Sumber Daya Manusia Indonesia tidak mampu untuk mengelola Sumber Daya Alam tersebut. Sumber Daya Manusia tersebut harus bisa berhayal dan menghitung bagaimana mengelola Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang ada. Maka salah satu caranya adalah dengan menggoreskan hayalan tersebut dan kemudian mengitungnya dalam sebuah tulisan, agar pra-syarat sebagai bangsa besar yang mempunyai kuantitas dan kualitas yang besar tercapai.

Berdasarkan hal tersebut, maka kami mencoba menghayal dan berhitung dengan langkah meluncurkan Blog ini, semoga bermanfaat.

Komentar

  1. Baiklah mari kita hitung bersama, mewujudkan khayalan menjadi karya, menjadi tulisan nyata.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tanggapi dengan komentar terbaik anda atas tulisan ini, terimakasih.

POPULER POSTING

Satu Purnama Dalam Penantian

Bersalah

Perak Awan Malam

Spongebob Vs Pinokio

Spongebob : Terdampar di Sunda Land

Kaum Tuli Melawan

Ketika Bunga Tak Lagi Identik dengan Wanita

Pernikahan Dini

Linkari Award : Tokoh Literasi