Berbagi Tips Menulis

Menulis merupakan upaya untuk menuangkan isi pikiran dan perasaan dalam bentuk kata. Isi pikiran tersebut bisa saja berasal dari hasil bacaan berdasarkan tulisan lain atau bacaan terhadap fenomena/fakta yang ada.  Isi pikiran tersebut juga bisa saja imajinasi atau hayalan atau keinginan untuk membuat sesuatu yang diinginkan oleh si penulis. 

Kata "Menulis" secara dasar berasal dari kata "tulis". Secara Klasiks, komponen dari "tulis" tersebut diantaranya ada kertas, ada pena dan ada penulis. Dengan demikian dahulunya untuk menulis seseorang harus menyediakan alat tulis berupa kertas dan pena sebagai objek. Sedangkan komponen subjek dari "tulis" adalah orang yang menulis.

Menulis pada zaman digital seperti sekarang mungkin tidak seribut menulis pada masa yang lalu. Saya masih ingat ketika teknologi informasi belum mencapai tahap seperti sekarang ini, untuk menulis saya harus menyediakan banyak kertas buram dan pena. Untuk menulis saya harus lebih banyak mendengarkan berita, mendengarkan diskusi yang biasanya tayang pada radio atau televisi pada waktu-waktu tertentu. Untuk memperkaya wacana dan argumen, keharusan untuk lebih banyak membaca juga menjadi tuntutan.

Dahulu untuk mengarahkan saya untuk menjadi penulis, kakak memberikan suatu buku yang agenda kerja yang kemudian disulap menjadi diary. Disana terdapat coret-coretan yang kadang lucu. Jika kemudian mengirim SMS berupa sajak, puisi atau kata mutiara kepada seseorang, maka tulisa dalam SMS tersebut harus segera dicatatkan daripada hilang karena memori hape akan penuh, maka kata-kata tersebut akan hilang begitu saja.

Nah, jika dizaman teknologi informasi seperti sekarang terdapat seseorang yang masih mengeluhkan betapa susahnya untuk menjadi penulis, maka agak ironis, karena diary saat ini telah tergantikan menjadi facebook atau twitter, bahwa foto bisa disimpan dalam media tersebut tanpa harus menyelipkan foto dalam buku diary. Untuk sumber bacaan teramat banyak dan sangat mudah didapatkan, "tanya saja mbah google", maka semuanya terjawab. Dahulu untuk menulis, seseorang harus menyediakan kertas dan pena atau mesin ketik "tak tik tuk", kemudian semuanya berubah, Komputer sangat mudah, tiba zamannya Laptop, lalu tiba zamannya Notebook, lalu sekarang orang sudah bisa menulis sambil tiduran dengan smartphonenya.

Oke, berikut saya akan berusaha memberikan beberapa tips agar bisa menulis :

Pahami kalimat tanya "apa, kapan, dimana, siapa, mengapa dan bagaimana"

Kalimat tanya seperti "apa, kapan, dimana, siapa, mengapa dan bagaimana" biasanya diajarkan dalam kejurnalistik-an untuk membuat sebuah berita. Namun tidak ada salahnya jika kemudian memakai beberapa kalimat tersebut dalam upaya membuat tulisan. Seperti contoh, Apa nama Blog Ini? jawabannya linkari.blogspot.com, linkari tersebut adalah kepanjangan dari Link Art Indonesia, dengan tag "Menjalin Estetika Indonesia". Apa Visi dan Misi Blog ini? Visi dan Misi Blog ini belum terlalu jelas, namun tema besarnya sekitar "Literasi, Sosial dan Millenial". kapan dibentuk blog ini? blog ini dibentuk pada bulan Agustus 2019, dimana blog ini dibentuk? blog ini dibentuk dalam jajaran blogger.com, tempat nya tidak jelas, tapi yang pasti di Indonesia. Siapa yang membuat Blog ini? yang membuat blog ini yang saya ketahui bernama Zamzami Tanjung dengan mengajak beberapa karibnya seperti Mbak Hidayati dari Malang Jawa Timur, dan Pak Ropingi dari Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Kenapa dibentuknya Blog ini? bisa saja jawabannya, "tanya saja sama pembuat blognya". Bagaimana Blog ini dibuat? Blog ini dibuat oleh Zamzami Tanjung dengan bantuan adiknya yaitu Sayaf Siraj kemudian Zamzami mengajak beberapa orang untuk bergabung dan mengirimkan tulisannya pada blog ini.

Maka dengan memakai kata tanya "apa, kapan, dimana, siapa, mengapa dan bagaimana" telah tercipta satu tulisan seperti berikut :


Nama Blog ini adalah linkari.blogspot.com. linkari tersebut adalah kepanjangan dari Link Art Indonesia, dengan tag "Menjalin Estetika Indonesia". Visi dan Misi Blog ini belum terlalu jelas, namun tema besarnya sekitar "Literasi, Sosial dan Millenial". Blog ini dibentuk pada bulan Agustus 2019. Blog ini dibentuk dalam jajaran blogger.com, tempat nya tidak jelas, tapi yang pasti di Indonesia. Yang membuat blog ini yang saya ketahui bernama Zamzami Tanjung dengan mengajak beberapa karibnya seperti Mbak Hidayati dari Malang Jawa Timur, dan Pak Ropingi dari Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Saya tidak tahu mengapa blog ini dibuat, maka lebih baik "tanya saja sama pembuat blognya".  Blog ini dibuat oleh Zamzami Tanjung dengan bantuan adiknya yaitu Sayaf Siraj kemudian Zamzami mengajak beberapa orang untuk bergabung dan mengirimkan tulisannya pada blog ini.

Gampangkan...

Cari topik yang menarik untuk ditulis

Untuk menulis, kita memang harus mempunyai topik. Tanpa menentukan topik, maka kita juga tidak akan fokus alias ngga jelas. Topik tersebut sangat gampang menemukannya. Ketika kita pergi kuliah, maka dalam perjalanan kita akan menemukan banyak topik. Seperti mengapa harus kuliah? Mahasiswa berdesak-desakkan naik bus atau angkot, terlambat masuk kelas, kisah pacaran, kisah memalukan, pengendara yang ugal-ugalan, cewek cantik dari fakultas lain yang manis tapi tidak tahu namanya. 

Ternyata topik itu sangat banyak sekali. Seperti misal, ini pengalaman nyata ya... waktu saya kelas 1 SD saya pernah mengalami kejadian memalukan yaitu ketika pengumuman juara kelas. Waktu itu, pada kelas 6 ada yang bernama sama dengan saya yaitu Zamzami. Nah waktu pengumuman bahwa yang menjadi juara umum adalah "Zamzami", maka saya maju ke Depan. Ups... tunggu dulu, saya disuruh mundur kembali yang Zamzami tersebut adalah dari kelas 6 bukan dari kelas 1.  Karena malu tersebut, maka tahun berikutnya saya belajar lebih rajin lagi, dan akhirnya saya bisa meraih juara 2 hingga kelas 5 SD saya ngga pernah keluar dari 3 besar. Waktu kelas 6, saya sakit dan tidak masuk sekolah hampir 1 bulan, akibatnya saya hanya bisa berada di urutan 11, tapi... waktu Ujian Nasional, Nilai saya berada pada posisi nomor 2 tertinggi di sekolah tersebut, mana waktu UN sering telat lagi, waktu ujian telat??? hhhmmm...

wkwkwkwkkw, memalukan bukan? tapi... lihat, saya bisa membuat suatu cerita dari pengalaman tersebut dan jadilah tulisan.

Nah bentuk tulisan itu tulisan yang mengalir saja... lain halnya jika saya membuat tulisan secara terstruktur dengan sistematika yang saya tentukan sendiri, bagi yang sedang menyusun skripsi atau yang telah sarjana tentu paham apa itu "sistematika penulisan". Misal sistematikanya seperti ini, 

  1. Pendahuluan berisi latar belakang yaitu uraian kejadian. 
  2. Hal yang menarik dari persitiwa tersebut. 
  3. Apa hikmah dari peristiwa tersebut.

Nah,  dari sistematikan tersebut, maka saya akan membuat satu pragraf. Dengan sistematika seperti itu, maka saya bisa membuat tiga paragraf. Sistematika tersebut, bisa saja saya urai lebih panjang, jika saya mau, tapi saya tidak mau, kalau saya mau, maka jadilah satu tulisan lagi... ngga mungkinlah ya...

Buat gaya Penulis tersendiri

Belajar dari tulisan orang lain adalah satu keharusan, semakin sering melihat tulisan seseorang, maka akan menentukan bagaimana kita menulis. Namun cobalah keluar dari gaya orang menulis. Ciptakan gaya sendiri. Biarpun katrok atau bloon gimana gitu, tapi tetap itu akan memberikan ciri khas kita tersendiri. Cara penulisan tersebut akan diketahui oleh orang, "owh... ini tulisan si anu".

Saya pernah menamatkan sebuah Cerita "Tikam Samurai" yang berjilid-jilid itu, yang pengarangnya adalah Makmur Hendrik, Cerita tersebut begitu mempesona, seorang pengarang yang se zaman dengan pengarang Tito Bastian yang membuat cerita Wiro Sableng, Namun ceritanya tidak seberuntung "Wiro Sableng" yang telah difilmkan. Gaya bahasa yang dipergunakan oleh Makmur Hendrik terasa "asing" bagi saya yang sangat jauh beda generasinya, tapi indah untuk dibaca dan mudah dipahami.

Begitu juga dengan Tito Bastian, Bahasanya mempunyai nilai estetika/seni tersendiri yang kadang terbawa-bawa dalam kehidupan para pembacanya, seperti kata-kata, "Satu Purnama", nah itu ungkapan untuk satu bulan, ehemm... ada yang ingat ngga dengan kata-kata "Satu Purnama"? wkwkw, itu sesungguhnya pengaruh gaya bahasa Tito Bastian kepada saya... ehemm... wkwkw

Perkuat Gagasan menulis

Gagasan untuk menulis perlu diperkuat dan diperkaya dengan membaca dan mendengar. Membaca berarti buku, artikel, buku cerita, komik, dan berbagai hal lainnya. Saya itu dahulu sering senang membaca buku yang berat-berat seperti filsafat dan politik. Tapi waktunya bosan dengan bacaan tersebut juga ada, maka saya beralih membaca komik "One Piece", itu komik keren sekali, mengacak-ngacak imajinasi saya sebagai seorang manusia. Kisah Fantasi lucu dan kadang "Ngelantur", tapi itulah daya imajinasi, maka saya pernah belajar dari cerita komik tersebut, bahwa dalam sebuah kapal kita harus terdiri dari beragam orang seperti harus ada seorang Kapten yaitu Luffi, harus ada seorang Navigasi yaitu Nami, harus ada seorang Kesatria yaitu Zorro, harus ada seorang koki yaitu Sanji, harus ada seorang peneliti yaitu Robin, harus ada seorang Dokter yaitu Chooper, harus ada seorang tukan kayu dan harus ada seorang penghibur, maaf tukang kayu dan penghibur tengkoraknya saya lupa namanya, ada yang ingat ngga?

Zaman sekarang, untuk membaca, maka tanya Mbah google aja, mengenai satu topik yang memperjuat gagasan kita akan terbantu dengan mbah google. Dengan mengetikkan satu kata saja maka kita akan mendapatkan berbagai hasil dari berbagai perspektif. Dari perbedaan perpektif tersebut, maka kita akan kaya dengan perspektif hingga akan diharapkan lahir perspektif baru atau memperkuat perspektif yang telah ada. Hmmm... apa itu perspektif? tanya aja sama Mbah google, wkwkkwk

Mendengar bisa jadi berarti dalam hal ini dengan cara membukak Youtube. Tentang suatu hal, oke, dalam konteks ini seperti Ustad Abdul Somad dilaporkan ke Polisi gara-gara ada yang melaporkan isi ceramahnya. Maka kita bukak youtube, kita bisa melihat dan mendengarkan isi dari ceramah UAS tersebut. Kita juga bisa mendengar kenapa UAS kemudian dilaporkan, kenapa dilaporkan, apa pasal yang disangkakan dan sebagainya. Maka dari Youtube juga akan ada diskusi mengenai hal tersebut, simak dan himpun beberapa diskusi (jangan satu diskusi ya... semakin banyak diskusi yang kita dengarkan akan semakin baik). Nah dari fenomena tersebut, maka kita akan dapat mengambarkan hal tersebut dalam satu tulisan dan memberikan pandangan (opini).

Terima kritik dan saran

Kita semua sama, sangat sakit untuk dikritik dan diberi saran. Saya sering dikritik mengenai puisi atau sajak. Nah terima dulu kritik dan saran itu. Persoalan kita akan menuruti kara kritik dan saran dari orang lain itu persoalan lain, itu persoalan kita sendiri.

Misal, saya sering bikin puisi yang melabrak kaidah-kaidah dalam bersusastra itu sendiri. Ketika dikritik dan diberi saran, saya protes, namun diam-diam saya mempelajari teorinya, hmmm... ternyata saya memang salah... wkwkwkk tapi.... karena sudah tahu, maka saya lebih parah lagi melawan teori tersebut, dengan se-enaknya melanggar kaidah kesusastraan tersebut. Ketika dikritik saya cuma tertawa, tertawa saya karena sudah mengetahui hal tersebut. Karena bagi saya menulis itu adalah kemerdekaan, maka tidak akan mau saya dipenjara dengan teori-teori menulis. Termasuk tips-tips yang saya berikan diatas, maka anda bisa saja menolaknya dan menertawa tips tersebut, toh saya menulis tips ini juga sambil senyum-senyum. Gara-gara saya menulis tips-tips ini, seharusnya saya sudah banyak membuat artikel atau tulisan, tapi malah ditumpuk jadi satu kesatuan tulisan, kan sebenarnya rugi :(

Jadilah penulis

Maka Tips yang saya tulis dengan senyum-senyum diatas, tidak akan berguna jika anda tidak menulis, maka jadilah penulis yang menulis akan sesuatu hal. Anggap saja menulis itu seperti menghimpung status Facebook atau twitter anda atau mengemontari upload foto anda di Intagram.

hmmm......
dah ah...
Selamat Pagi dan selamat menjadi penulis.

Baca Juga :

Menulis Itu....
Berhayal Menghitung dan Menulis
Inspirasi Menulis Bagian 1. Satu Purnama



Sumber Gambar : https://pixabay.com/id


Komentar

Posting Komentar

Silahkan tanggapi dengan komentar terbaik anda atas tulisan ini, terimakasih.

POPULER POSTING

Satu Purnama Dalam Penantian

Bersalah

Perak Awan Malam

Spongebob Vs Pinokio

Spongebob : Terdampar di Sunda Land

Kaum Tuli Melawan

Ketika Bunga Tak Lagi Identik dengan Wanita

Pernikahan Dini

Linkari Award : Tokoh Literasi