Realitas "Millenial" Indonesia

"Millenial", kata tersebut seolah-olah menjadi pepuler. "Kids Zaman Now" sama populernya dengan ungkapan "Millenial". Berbagai kajian, diskusi dan opini merebak untuk mengupas "Millenial".

Sebenarnya istilah "Millenial" tergolong baru di Indonesia. Terdapat beberapa buku yang memprediksi dan mengurai tentang keberadaan generasi "Millenial" ini. Beberapa buku tersebut seperti "Millenial Rising : The Next Great Generation" yang terbit pada tahun 2000. "Millenial" berarti terhubung dengan Millenium Baru ketika memasuki tahun 2000 M. Maka generasi tersebut diidentifikasi sebagai generasi yang lahir dan berkembang pada beberapa tahun menjelang tahun 2000 M dan lahir beberapa tahun setelah tahun 2000 M.

Generasi "Millenial" mempunyai karakteristik sebagai sosok individual, tidak acuh dengan masalah politik, matre yang berimbas pada penilaian atas sesuatu hal berdasarkan materi, juga memiliki karakteristik kurangnya rasa simpati kepada sesama. Sisi negatif dari generasi "Millenial" ini diantaranya pribadi yang pemalas, narsis dan tidak betah dengan satu pekerjaan. Positifnya, generasi "Millenial" ini adalah generasi yang memiliki pikiran terbuka (open mind), bersikap egaliter, percaya diri dan mampu mengungkapkan perasaannya, pribadi yang merdeka, memiliki optimis dan mudah menerima ide-ide baru.

Beberapa dekade sebelum mencapai tahun 2000 M, terdapat lompatan teknologi yang berhubungan dengan teknologi komunikasi dan digital. Bagi generasi sebelum generasi "Millenial", hal tersebut merupakan barang mewah dan hanya dimiliki oleh beberapa orang tertentu. Namun dalam generasi "Millenial", barang-barang tersebut adalah kebutuhan hingga menurunkan derjatnya dari barang mewah menjadi barang yang dibutuhkan.

"Millenial" dalam konteks indonesia menjadi perhatian yang serius. Hal tersebut memasuki tahun 1990, budaya pop menjamur. Generasi tersebut "pandai" menikmati hidup. Globalisasi menjadi hal yang biasa. Mereka mencintai budaya perkotaan. Namun dalam bidang politik, generasi "Millenial" Indonesia bisa dibilang shock dengan beberapa peristiwa politik seperti reformasi 1998, hingga generasi "Millenial" Indonesia berada dalam arus politik itu sendiri, mau tidak mau menjadi bagian dari peristiwa politik. bahkan pada pemilu terakhir yaitu pemilu tahun 2019 dimana ditemukan angka golput yang berkurang, hal itu ikut menjadi pertanda, bahwa generasi "Millenial" akhir yaitu yang lahir pada sekitar tahun 2000-an yang bisa saja berumur antara 17 sampai 20 tahun ikut terlibat dalam peristiwa tersebut.

Disamping itu, tesis bahwa generasi "Millenial" adalah generasi antipati atau memiliki ketidak pedulian terhadap lingkungan, dalam konteks Indonesia hal tersebut bisa diperdebatkan. Seperti diketahui bahwa pada akhir tahun 2004 terjadi bencana Tsunami yang meluluhlantakan Aceh. Maka mau tidak mau Generasi "Millenial" Indonesia akan tersentuh dan mempunyai rasa Kemanusiaan terhadap peristiwa tersebut dengan mengulurkan bantuan. Beberapa peristiwa bencana alam sesudahnya juga ikut "mendidik" generasi "Millenial" Indonesia untuk peduli dengan sesamanya.

Peran Media massa menentukan arah pembentukan Kaum "Millenial" Indonesia saat sekarang. Media Massa telah ikut menhipnotis agar Kaum "Millenial" memiliki rasa simpati dan empati kepada sesama. Memasuki era Smart Phone dan Gadget, generasi "Millenial" sedikit goyah, namun bukan berarti mereka sepenuhnya ikut arus dalam Globalisasi Smart Phone dan Gadget, generasi "Millenial" Indonesia masih memiliki kesadaran diri. Lain halnya dengan generasi yang lahir sesudah tahun 2010, maka bagi saya, generasi tersebut tidak bisa lagi disebut dengan generasi "Millenial".

Pengaruh arus informasi dan teknologi telah mengombang ambing generasi "Millenial" Indonesia dalam kuali globalisasi. Budaya Amerika dahulu menjamur, pada awal Millenium budaya Korea (K-Pop) ikut juga menguasai. Walau ada upaya untuk mempertahan identitas, namun yang jelas pertarungan antara global dan lokal terjadi. Hal itu membuat generasi "Millenial" Indonesia kadang berada dalam kondisi labil.

Generasi "Millenial" Indonesia merupakan mata rantai dari kehidupan bangsa Indonesia. Penghubung antara generasi sebelumnya dengan generasi sesudahnya. Generasi "Millenial" saat ini berada dalam usia produktif, tanpa mengetahui karekteristik generasi "Millenial" Indonesia, maka kita akan buta dalam membaca arah dan kehendak generasi "Millenial" ini. Maka siapa yang tidak mengenal dirinya, adalah mereka yang celaka!!! Mari menyelidiki "Millenial" untuk berkawan dengan "Millenial" itu sendiri, karena sebagian dari kita, ternyata adalah generasi "Millenial" itu sendiri. Wallahu'alam bishwab.

*Tulisan ini diolah dari berbagai sumber

Baca Juga :

Aku Cintakan Kau Sayang
Hubungan Cinta dan Cemburu




Sumber Gambar : https://pixabay.com/id



Komentar

Posting Komentar

Silahkan tanggapi dengan komentar terbaik anda atas tulisan ini, terimakasih.

POPULER POSTING

Satu Purnama Dalam Penantian

Perak Awan Malam

Bersalah

Spongebob Vs Pinokio

Kaum Tuli Melawan

Spongebob : Terdampar di Sunda Land

Ketika Bunga Tak Lagi Identik dengan Wanita

Pernikahan Dini